Masjid Agung Tuban
Masjid
Agung Tuban, sebuah masjid yang terletak di sebelah barat Alun-Alun
Tuban ini merupakan salah satu Masjid kebanggan warga Tuban. Masjid yang
berlokasi di Kelurahan Kuterejo, Kecamatan Tuban ini didirikan pada
masa pemerintahan Adipati Rade Ario Tedjo ( Syeh Abdurrahman ), Bupati
Tuban yang ke-7. Namun, tidak diketahui secara pasti siapa pendiri
Masjid ini.
Pembangunan masjid ke 2 (renovasi pertama) dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Raden Tumenggung Kusumodigdo.Tepatnya pada tahun 1894 M . Pendirian masjid ini merupakan hasil dari swadaya masyarakat dengan Pemda Tingkat II. Selain itu, Arsitektur Masjid ini dibuat oleh seorang Arsitek berkebangsaan Belanda, Toewan Opzichter B.O.W.H.M. Toxopeus.
Pembangunan masjid ke 2 (renovasi pertama) dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Raden Tumenggung Kusumodigdo.Tepatnya pada tahun 1894 M . Pendirian masjid ini merupakan hasil dari swadaya masyarakat dengan Pemda Tingkat II. Selain itu, Arsitektur Masjid ini dibuat oleh seorang Arsitek berkebangsaan Belanda, Toewan Opzichter B.O.W.H.M. Toxopeus.
Renovasi
selanjutnya dilakukan pada tahun 1985,di mana pada renovasi kali ini,
yang akan di renovasi adalah bangunan masjid yang diperluas. Renovasi
masjid ini selesai pada tahun 2000.
Kemudian,
pada Tahun 2004, Renovasi kembali dilakukan. Renovasi yang ke tiga
kalinya ini meliputi pengembangan 1 lantai menjadi 3 Lantai, Penambahan
sayap kiri dan kanan masjid serta penambahan 6 menara masjid. Sehingga
pada renovasi tahap ke 3 ini, Bangunan masjid seakan-akan disulap
menjadi Istana Ala Negeri Dongeng yang identik dengan Keindahan dan
Kemegahan yang ada di damlanya.
Obyek
wisata ini sangat digemari bagi para wisatawan yang ingin menikmati
pemandangan di sekitar masjid, melakukan kegiatan ibadah di masjid,
sampai menikmati hari dengan melihat sebuah Arsitektur Megah nan Mewah
sambil menikmati tiupan angin yang akan membuat suasana di Masjid Agung
Tuban menjadi lebih sejuk. Selain itu masjid ini mempunyai daya tarik
tersendiri, yaitu dengan posisi atau letaknya yang berdekatan dengan
Makam Sunan Bonang sehingga setelah para wisatawan berkunjung ke Makam
Sunan Bonang, Para wisatawan dapat lansung mengunjungi Masjid Agung
Tuban yang jaraknya tidak begitu jauh dari Makam Sunan Bonang. Namun,
bagi anda para pengguna sepeda Motor wajib membawa sejumlah uang untuk
biaya parkir kendaraan. Akan Tetapi, Biaya parkir kendaraan di Masjid
Agung Tuban seakan tak dipikirkan lagi ketika Anda memasuki Tempat
Ibadah yang Megah ini, yang akan membawa anda seakan berkunjung di
Negeri Dongeng. Masjid Agung Tuban, Pesona yang Menabjubkan.
Masjid Perut Bumi
Lokasi Masjid Aschabul Kahfi
Lokasi
Masjid Aschabul Kahfi ini sangat mudah di capai karena berada ditepi
jalan raya, Masjid Aschabul Kahfi ini berlokasi di komplex pondok
pesantren Syehk Maulana Maghrobi di Dusun Wire, Kelurahan Gedungombo,
Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Masjid ini cukup
menarik perhatian karena dari kejauhan sudah terlihat papan nama yang
bertuliskan “Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Almaghribi”
dan uniknya hanya papan saja tanpa adanya kubah masjid yang terlihat,
dari luar hanya gerbangnya saja yang terlihat, cukup menarik bukan??
Keunikan Masjid Aschabul Kahfi
Dari
papan namanya saja sudah terlihat ke unikannya apalagi saat ada di
dalamnya, Saat anda memasuki pintu gerbang anda akan melihat kaligrafi
yang berkolaborasi dengan tulisan jawa, di gerbang ini di lengkapi oleh
gapura yang kira-kira hanya mempunyai ketinggian 2 meter saja, juga
terdapat tangga yang membantu para pengunjung untuk bisa turun menuju
bangunan utama masjid. Di dalam bangunan utama masjid memang tanpa
cahaya matahari, masjid ini mempunyai ruangan utama yang gelap, dan
hanya ada cahaya dari lampu, masjid ini terlihat eksotis lagi dengan
adanya batuan stalaktit dan stalakmit yang mengering dan menjadi batuan
kapur yang sudah tidak bisa meneteskan air dan sudah di modifikasi namun
tetap memperlihatkan bentuk aslinya. masjid ini secara fisik sama
dengan
Petunjuk ghoib Masjid Aschabul Kahfi
Lokasi
pondok pesantren dan masjid ini dulunya adalah tanah negara, semua
memang kehendak ALLAH sebelum di membebaskan tanah yang semula berstatus
tanah negara, KH Subhan menuturkan bahwa beliau mendapat petunjuk ghoib
dari Syekh Maulana Maghrobi [ seorang guru besar para wali di tanah
jawa] dalam petunjuknya beliau di minta untuk membersihkan gua yang ada
di Wire ini, sebelumnya pak kyai bersemedi selama 3 hari di tempat
tersebut, setelah tanahdi bebaskan ternyata di bawahnya terdapat
lorong-lorong gua yang luas, yang mana pada saat ini lorong-lorong
tersebut di jadikan tempat mengaji para santri.
Arsitektur Masjid Aschabul Kahfi
Awalnya Masjid Aschabul Kahfi
merupakan gua yang tidak ada manfaatnya, tandus berbatu dan tidak
terawat, lalu sang Kyai Haji Subhan mempunyai ide kreatif untuk
memanfaatkan gua ini sebagai tempat ibadah, bahkan bangunan ini tidak
menggunakan arsitek manapun, kyai subhan sendirilah yang menjadi arsitek
masjid unik ini, dan beliau sendirilah yang mendesain dan mengarahkan
tukang-tukang pada bangunan tersebut.
Arsitektur
bangunan Masjid Aschabul Kahfi menyerupai dan memang mirip dengan
bangunan Arab, dengan pilar-pilar yang melingkar-lingkar terbuat dari
marmer. Bukan berarti karena Masjid Aschabul Kahfi berada di perut bumi
Masjid ini tidak mempunyai kubah, tapi ternyata Masjid Aschabul Kahfi
ini mempunyai kubah yang megah di atas masjid namun karena masjid ini
berada di bawah tanah jadi kubahnya juga sejajar dengan tanah di atas
masjid, yang mana tanah di sekitar kubah di jadikan tempat santai untuk
para penziarah.
Masjid
Aschabul Kahfi ini sangat luas kira-kira mencapai 3 hektar dan tentunya
masjid ini mempunyai beberapa ruangan, seperti ruangan istighosah,
ruang pertemuan, kuliah shubuh, banyak lorong-lorong yang di gunakan
sebagai tempat mengaji para santri dan ruangan yang paling luas seperti
aula yang saat ini di fungsikan menjadi Masjid, konon katanya ini
dulunya adalah goa Putri Sendangharjo dan ruangan yang saat ini menjadi
ruangan istighosah dulunya dalah goa Singojoyo, yang mana dulunya
goa-goa tersebut menjadi tempat semedi para tokoh islam sebelum
walisongo.
Motivasi membuat gua menjadi Masjid
Motivasi
KH Subhan untuk menjadikan gua ini menjadi masjid ialah, dari zaman
Nabi Musa AS sampai Nabi Muhammad SWT semua wahyu yang di terimanya pada
saat berada di dalam goa, jadi keinginan besar KH Subhan adalah dia
ingin mengajarkan ilmu keagamaan kepada santrinya di dalam goa seperti
para nabi menerima wahyu-wahyunya, beliau lebih menekankan pada
pengajaran ilmu Al-qura’n dan hadist.
Sampai
saat ini Masjid Aschabul Kahfi belum rampung 100 persen pengerjaannya,
tapi masjid ini sudah bisa di gunakan ibadah karena sebagian besar
interiornya sudah selesai di kerjakan. Dan di setiap harinya juga banyak
pengunjung yang datang untuk beribadah di masjid ini. Demikian ulasan
dari kami tentang Masjid Aschabul Kahfi yang ada di perut bumi, semoga
bermanfaat bagi anda. Jikalau anda sedang berada di Tuban jangan lupa
untuk singgah di masjid Aschabul Kahfi ini untuk beribadah.
Makam Sunan Bonang
Sejarah Sunan Bonang
Sunan Bonang yang mempunyai nama asli Syeh Makhdum Makhdum Ibrahim ini merupakan seorang wali 9 yang termashur diperiode wali ke 3 . Dalam penyebaran syiar islam ditanah jawa terjadi 3 periode wali, yang sampai saat ini dikenali wali 9 oleh khayalak umum. Sunan Bonang merupakan putra dari seorang wali juga, yaitu Sunan Ampel. Ibu Sunan Bonang bernama Dewi Candra wati atau dalam karangan cerita jawa sering disebut nyai ageng manila yang merupakan Sang Putri kerajaan.
Dari kecil sunan bonang telah mendapatkan pelajaran dan didikan yang luar biasa dari seorang ayahnya yang merupakan seorang tokoh ulama yang sakral. Untuk menjadi seorang ulama maupun wali tentunya tidaklah mudah, sunan bonang mendapatkan tempa-an yang istimewa dari ayahnya yaitu sunan ampel.
Sesmpai waktu remaja sunan bonang dan raden paku diceritakan mendalami ilmu agama sampai kenegeri seberang yakni negeri pasai dan sekitarnya. Bersama-sama keduanya menimba ilmu ke syeh maulanan ishaq yang merupakan ayah kandung dari sunan giri. Selain itu mereka berdua juga menuntut ilmu ke ulama besar yang kebetulan berdakwah dan menetap di negeri pasai. Ulama-ulama tersebut berasal dari negara baghdad, mesir, iran, arab yang merupakan ulama ahli tasawuf.
Seuasai ngeluru ilmu [baca:menuntut ilmu] keduanya pulang ketanah jawa. Raden Patah menjadi seorang wali besar di tanah gresik-jawa timur. Sedangkan Syeh Makhdum Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang diperintahkan ayahnya [sunan ampel] untuk pergi berdakwah ke wilayah Tuban. Ilmu kebatinan merupakan ilmu yang terkenal dimiliki oleh sunan bonang. Beliau mengembangkan ilmu kebatinan dan dzikir yang berasal dari nabi Muhammad SAW dan dikombinasikan dengan keseimbangan helai pernapasan yang biasa di sebut “dibalik rahasia alif lam mim” yang artinya hanya allah yang tahu.
Dalam dakwahnya sunan bonang sangatlah luwes. Seperti halnya para wali lainya yang mempunyai strategi dakwah yang rata-rata menyentuh hati rakyat dengan menyeimbangkan kondisi mental dan sosial dari lingkungan saat itu. Sunan Bonang dalam dakwahnya memanfaatkan kesenian yang ada di wilayah tuban. Kebetulan pada masa itu kesenian disana yaitu sandur/sindiran/tayuban. Adat kesenian tersebut merupakan kesenian alat tradisional dengan mengiringi tembang-tembang jawa. Dengan kecerdikan dan kebijaksanaan sebagai sang wali, sunan bonag pun bisa mengkondisikan masyarakat sekitar dengan tujuan dakwahnya dalam mneyebarkan agama islam. Beliau pun menciptakan gending [lagu tradisional] sendiri yang menggunakan irama jawa dan perpaduan syiar agama islam, nama gending tersebut yaitu “Tombo Ati” yang sampi saat ini populer dan dikenali masyarakat luas sampai luar jawa dengan versi bahasa indonesianya yaitu “obat hati”. Selain gending/lagu tersebut juga masih banyak gending-gending jawa lainya yang diciptakan oleh sunan bonang dengan perpaduan ajakan untuk masuk islam dan menjalankan perintah-perintah serta larangan agama melalui media musik tsb.
Selain menciptakan gending/lagu, sunan bonang juga menciptakan sebuah alat music tradisioanal yang melengkapi iringan dari gending/lagu yang diciptakanya. Alat tradisional tersebut bernama gamelan “bonang” yang sampai saat ini menjadi pakem [pokok/inti] dari alat musik karawitan lagu jawa. Alat “bonang“ merupakan melodi dari sebuah musik tradisional yang sangat merdu didengar , apalagi dengan iringan gending-gending beliau yang menyentuh kalbu. Dengan begitu banyak masyarakat sekitar yang tertarik dengan dakwah beliau. Dan dari alat tradisonal berupa gamelan “bonang” tersebut yang diciptakannya, akhirnya sampai saat ini Syeh Makhdum Ibrahim lebih dikenal dengan gelarnya “Sunan Bonang”. Selain dengan metode dakwah tersebut Sunan Bonang juga piawai dalam memainkan wayang atau sering disebut dengan seorang “Dalang”. Dengan kepandaiannya akhirnya beliau mengkombinasikan cerita wayang yang dahulu berasal dari cerita-cerita hindu dan budha menjadi sarana media dakwah dengan menambakan cerita agama islam dan perintah islam dalam cerita wewayangan tersebut.
Begitulah kearifan dan bijaksananya sang wali allah Sunan Bonang, dengan dakwahnya yang kalem namun menyentuh damai sehingga dapat mudah diterima oleh orang awam. Itulah yang perlu kita teladani untuk saat ini.
Makam Sunan Bonang Terletak ditengah-tengah kota tuban lokasinya di sebelah barat alun-alun kota tuban tepatnya dibelakang masjid agung Tuban . Tak jauh dari lokasi wisata tersebut juga terdapat Wisata Museum Kambang Putih. Terdapat Pula wisata pantai boom Tuban yang dahulunya merupakan pelabuhan sandarnya kapal para wali yang berasal dari negeri seberang.
Asmoro Qondi
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Asmoro Qondi
Sunan Maulana Ibrohim Asmoro qondi ayah Sunan Ampel
Ayah Sunan ampel
Adalah Makam Waliyullah yang merupakan ayahanda dari Sunan Ampel.
Nama asli beliau adalah Ibrahim Asyamar Khan.
Konon beliau dikenal sebagai seorang pejuang yang sangat kokoh dalam menyebarkan agama Islam dan memiliki keahlian sebagai pande besi yang handal dalam membuat persenjataan.
Lokasi makam Ibrahim Asmoro Qondi berada di Desa Gesikharjo, Tuban, sekitar 10 km arah timur dari Kota Tuban. Sekarang makam ini dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas, sekitar 250 m².
Adalah Makam Waliyullah yang merupakan ayahanda dari Sunan Ampel.
Nama asli beliau adalah Ibrahim Asyamar Khan.
Konon beliau dikenal sebagai seorang pejuang yang sangat kokoh dalam menyebarkan agama Islam dan memiliki keahlian sebagai pande besi yang handal dalam membuat persenjataan.
Lokasi makam Ibrahim Asmoro Qondi berada di Desa Gesikharjo, Tuban, sekitar 10 km arah timur dari Kota Tuban. Sekarang makam ini dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas, sekitar 250 m².
Nama lengkap Ibrahim Asmoro Qondi adalah Ibrahim
bin Jamaludddin Akbar bin Ahmad Jamaludddin. Dia dikenal sebagai ayah Sunan Ampel.
Jika Sunan Ampel datang dari Cempa, sementara di belakang nama ayahnya ada
nisbat Asmoro Qondi, sebuah daerah di dekat Bukhara Rusia, berarti Ibrahim
adalah pendatang dari Samarqand. Kapan ke Jawa dan mengapa makamnya ada di
Gesikharjo Tuban, sampai saat ini masih belum terungkap. Dalam beberapa serat,
nama Ibrahim sering disebut sebagai Syarif Auliya’ dan Syekh Makhdum Ibrahim
Asmoro. Masyarakat setempat menyebut dengan nama Ibrahim Asmoro Qondi.
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
jawatimuran.wordpress.com Makam Ibrahim Asmara Qondhi terletak di desa
Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban berjarak 8 km sebelah timur
kota Tuban. Tercatat dalam sejarah Syekh Jumadi Kubro atau Syekh
Jamaluddin Kubro adalah seorang ulama dari arab punya putra bernama
Ibrahim Asmoro Qhondi di suruh menyiarkan agama Islam di Asia, akhirnya
singgah di Campa selanjutnya di ambil menantu oleh raja Campa dengan
pilihannya bernama Dewi Candrawulan dan di karuniai dua orang putra
bernama Sayyid Ali Murtadha atau Raden Santri di sebut juga Pandita Bima
dan Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad di sebut juga Sunan Ampel.
Ibrahim Asmoro Qhondhi menyebarkan agama islam di Jawa Timur khususnya
di Gersik, beliau tidak begItu terkenal selama 20 tahun dan wafat pada
tahun 1424 Masehi dan di makamkan di desa Gersikharjo, kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban. Namun kita mengingat bahwa puteranya bernama Sunan
Ampel merupakan seorang wali yang sangat terkenal.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Bagi Umat Non Muslim Juga Ada Wisata Religi di Tuban
Klenteng Kwan Sing Bio
Bangsa Tionghoa banyak membawa pengaruh kepada masyarakat setempat.
Beberapa diantaranya adalah kebudayaan, adat istiadat dan agama.
Bukti-bukti ini dapat dilihat dari beberapa peninggalan mereka yang
hampir tersebar diseluruh wilayah nusantara.
Salah satu peninggalan tersebut ada di daerah Tuban yang berupa klenteng. Klenteng yang menghadap ke laut ini dikenal dengan nama Klenteng “Kwan Sing Bio”.
Klenteng ini diperkirakan telah berumur lebih dari ratusan tahun, didirikan pada tahun 1928.Tempat peribadatan ini banyak dikunjungi tidak hanya oleh umat yang ada di dalam negeri tetapi juga umat dari negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.
Salah satu peninggalan tersebut ada di daerah Tuban yang berupa klenteng. Klenteng yang menghadap ke laut ini dikenal dengan nama Klenteng “Kwan Sing Bio”.
Klenteng ini diperkirakan telah berumur lebih dari ratusan tahun, didirikan pada tahun 1928.Tempat peribadatan ini banyak dikunjungi tidak hanya oleh umat yang ada di dalam negeri tetapi juga umat dari negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand.
Klenteng
ini merupakan salah satu Klenteng yang cukup ramai dikunjungi di
wilayah Jawa Timur. Nggak hanya warga Surabaya dan Semarang (banyak
mobil letter H dan L) aja yang banyak berkunjung ke sini, tapi bahkan
warga dari tetangga sebelah seperti Singapura, Malaysia dan China
sendiri terlihat sering berdatangan kemari.
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.sWIcSZrF.dpuf
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.sWIcSZrF.dpuf
Klenteng
ini merupakan salah satu Klenteng yang cukup ramai dikunjungi di
wilayah Jawa Timur. Nggak hanya warga Surabaya dan Semarang (banyak
mobil letter H dan L) aja yang banyak berkunjung ke sini, tapi bahkan
warga dari tetangga sebelah seperti Singapura, Malaysia dan China
sendiri terlihat sering berdatangan kemari.
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
Ada sebuah cerita juga tentang berdirinya Klenteng ini yang saya baca di http://www.slametwidodo.com/tag/kwan-sing-bio/
Kwan Sing Bio, sebuah kelenteng yang megah di Tuban. Kelenteng ini sangat ramai dikunjungi oleh etnis Tionghoa, konon karena kekeramatannya.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.FPcmwSoO.dpuf
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
Ada sebuah cerita juga tentang berdirinya Klenteng ini yang saya baca di http://www.slametwidodo.com/tag/kwan-sing-bio/
Kwan Sing Bio, sebuah kelenteng yang megah di Tuban. Kelenteng ini sangat ramai dikunjungi oleh etnis Tionghoa, konon karena kekeramatannya.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.FPcmwSoO.dpuf
Klenteng
ini merupakan salah satu Klenteng yang cukup ramai dikunjungi di
wilayah Jawa Timur. Nggak hanya warga Surabaya dan Semarang (banyak
mobil letter H dan L) aja yang banyak berkunjung ke sini, tapi bahkan
warga dari tetangga sebelah seperti Singapura, Malaysia dan China
sendiri terlihat sering berdatangan kemari.
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
Ada sebuah cerita juga tentang berdirinya Klenteng ini yang saya baca di http://www.slametwidodo.com/tag/kwan-sing-bio/
Kwan Sing Bio, sebuah kelenteng yang megah di Tuban. Kelenteng ini sangat ramai dikunjungi oleh etnis Tionghoa, konon karena kekeramatannya. Kelenteng ini diklaim sebagai satu-satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Sebenarnya di Tuban terdapat dua kelenteng. Satu kelenteng lagi berada di dekat alun-alun Tuban, Tjoe Ling Kiong. Namun dari sisi luas bangunan dan juga pengunjung, nama Kwan Sing Bio seolah menenggelamkan keberadaan saudara tuanya itu.
Kwan Sing Bio berdiri di tepian laut bukan sebuah perencanaan yang matang, namun sebuah kebetulan dan kedaruratan semata. Paling tidak ini adalah salah satu versi cerita sejarah berdirinya kelenteng megah ini. Dahulu kala, terdapat kelenteng yang berada di Kecamatan Tambakboyo, sekitar 30 kilometer arah barat Kota Tuban. Suatu saat para pengurus kelenteng akan memindahkan arca Kwan Kong menuju daerah Surabaya melalui jalur laut.
Ternyata ketika berada di perairan Tuban, kapal kandas menghantam karang. Berbagai upaya untuk menarik kapal tidak berhasil hingga akhirnya muncul petunjuk untuk membangun kelenteng darurat di pantai Tuban tersebut.
Pada masa orde baru, kelenteng merupakan sebuah rumah ibadah yang diperuntukkan bagi tiga umat agama, karenanya sering dikenal dengan nama TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma), yaitu Budha, Taoisme dan Konghucu. Semangat anti Tionghoa pada masa itu, mengharuskan semua bentuk kebudayaan Tionghoa tidak boleh dipertunjukkan kepada masyarakat umum, bahkan nama pun harus diganti dengan nama Indonesia. Ah… dasar Paman!…
Bangunan kelenteng Kwan Sing Bio terus berkembang, terutama di bagian belakang. Keindahan arsitektur Tiongkok dapat kita saksikan disini, tanpa harus membayar fiskal tentunya. Seperti halnya kelenteng besar di kota lainnya, perayaan Imlek berlangsung sangat meriah di kelenteng ini. Bukan hanya barongsai, wayang tionghoa (wayang titi), pesta kembang api hingga atraksi kungfu pun digelar dan menjadi tontonan gratis bagi masyarakat umum.
Bagi pengunjung yang hendak bermalam tidak perlu khawatir, kelenteng ini menyediakan tempat bermalam gratis yang mampu menampung ribuan pengunjung. Urusan makan juga gampang, kelenteng ini menyajikan makanan gratis setiap harinya.
Soal kemahsyuran kelenteng ini tidak perlu dipertanyakan, buktinya
deretan lampu lampion, arca dewa hingga lilin yang terpasang seolah
mampu membuktikannya. Beragam nama dan asal daerah pengunjung dapat
kita lacak disitu, konon Om Liem dulunya sering berkunjung kesini dan
memasang lilin merah yang baru habis setelah menyala selama setahun.
Ya, ukuran lilinnya yang menentukan. Disini anda bisa melihat lilin
dengan ukuran sepelukan orang dewasa dengan tinggi menjulang hingga dua
meter.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.FPcmwSoO.dpuf
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
Ada sebuah cerita juga tentang berdirinya Klenteng ini yang saya baca di http://www.slametwidodo.com/tag/kwan-sing-bio/
Kwan Sing Bio, sebuah kelenteng yang megah di Tuban. Kelenteng ini sangat ramai dikunjungi oleh etnis Tionghoa, konon karena kekeramatannya. Kelenteng ini diklaim sebagai satu-satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Sebenarnya di Tuban terdapat dua kelenteng. Satu kelenteng lagi berada di dekat alun-alun Tuban, Tjoe Ling Kiong. Namun dari sisi luas bangunan dan juga pengunjung, nama Kwan Sing Bio seolah menenggelamkan keberadaan saudara tuanya itu.
Kwan Sing Bio berdiri di tepian laut bukan sebuah perencanaan yang matang, namun sebuah kebetulan dan kedaruratan semata. Paling tidak ini adalah salah satu versi cerita sejarah berdirinya kelenteng megah ini. Dahulu kala, terdapat kelenteng yang berada di Kecamatan Tambakboyo, sekitar 30 kilometer arah barat Kota Tuban. Suatu saat para pengurus kelenteng akan memindahkan arca Kwan Kong menuju daerah Surabaya melalui jalur laut.
Ternyata ketika berada di perairan Tuban, kapal kandas menghantam karang. Berbagai upaya untuk menarik kapal tidak berhasil hingga akhirnya muncul petunjuk untuk membangun kelenteng darurat di pantai Tuban tersebut.
Pada masa orde baru, kelenteng merupakan sebuah rumah ibadah yang diperuntukkan bagi tiga umat agama, karenanya sering dikenal dengan nama TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma), yaitu Budha, Taoisme dan Konghucu. Semangat anti Tionghoa pada masa itu, mengharuskan semua bentuk kebudayaan Tionghoa tidak boleh dipertunjukkan kepada masyarakat umum, bahkan nama pun harus diganti dengan nama Indonesia. Ah… dasar Paman!…
Bangunan kelenteng Kwan Sing Bio terus berkembang, terutama di bagian belakang. Keindahan arsitektur Tiongkok dapat kita saksikan disini, tanpa harus membayar fiskal tentunya. Seperti halnya kelenteng besar di kota lainnya, perayaan Imlek berlangsung sangat meriah di kelenteng ini. Bukan hanya barongsai, wayang tionghoa (wayang titi), pesta kembang api hingga atraksi kungfu pun digelar dan menjadi tontonan gratis bagi masyarakat umum.
Bagi pengunjung yang hendak bermalam tidak perlu khawatir, kelenteng ini menyediakan tempat bermalam gratis yang mampu menampung ribuan pengunjung. Urusan makan juga gampang, kelenteng ini menyajikan makanan gratis setiap harinya.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.FPcmwSoO.dpuf
Klenteng
ini merupakan salah satu Klenteng yang cukup ramai dikunjungi di
wilayah Jawa Timur. Nggak hanya warga Surabaya dan Semarang (banyak
mobil letter H dan L) aja yang banyak berkunjung ke sini, tapi bahkan
warga dari tetangga sebelah seperti Singapura, Malaysia dan China
sendiri terlihat sering berdatangan kemari.
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
Ada sebuah cerita juga tentang berdirinya Klenteng ini yang saya baca di http://www.slametwidodo.com/tag/kwan-sing-bio/
Kwan Sing Bio, sebuah kelenteng yang megah di Tuban. Kelenteng ini sangat ramai dikunjungi oleh etnis Tionghoa, konon karena kekeramatannya. Kelenteng ini diklaim sebagai satu-satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Sebenarnya di Tuban terdapat dua kelenteng. Satu kelenteng lagi berada di dekat alun-alun Tuban, Tjoe Ling Kiong. Namun dari sisi luas bangunan dan juga pengunjung, nama Kwan Sing Bio seolah menenggelamkan keberadaan saudara tuanya itu.
Kwan Sing Bio berdiri di tepian laut bukan sebuah perencanaan yang matang, namun sebuah kebetulan dan kedaruratan semata. Paling tidak ini adalah salah satu versi cerita sejarah berdirinya kelenteng megah ini. Dahulu kala, terdapat kelenteng yang berada di Kecamatan Tambakboyo, sekitar 30 kilometer arah barat Kota Tuban. Suatu saat para pengurus kelenteng akan memindahkan arca Kwan Kong menuju daerah Surabaya melalui jalur laut.
Ternyata ketika berada di perairan Tuban, kapal kandas menghantam karang. Berbagai upaya untuk menarik kapal tidak berhasil hingga akhirnya muncul petunjuk untuk membangun kelenteng darurat di pantai Tuban tersebut.
Pada masa orde baru, kelenteng merupakan sebuah rumah ibadah yang diperuntukkan bagi tiga umat agama, karenanya sering dikenal dengan nama TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma), yaitu Budha, Taoisme dan Konghucu. Semangat anti Tionghoa pada masa itu, mengharuskan semua bentuk kebudayaan Tionghoa tidak boleh dipertunjukkan kepada masyarakat umum, bahkan nama pun harus diganti dengan nama Indonesia. Ah… dasar Paman!…
Bangunan kelenteng Kwan Sing Bio terus berkembang, terutama di bagian belakang. Keindahan arsitektur Tiongkok dapat kita saksikan disini, tanpa harus membayar fiskal tentunya. Seperti halnya kelenteng besar di kota lainnya, perayaan Imlek berlangsung sangat meriah di kelenteng ini. Bukan hanya barongsai, wayang tionghoa (wayang titi), pesta kembang api hingga atraksi kungfu pun digelar dan menjadi tontonan gratis bagi masyarakat umum.
Bagi pengunjung yang hendak bermalam tidak perlu khawatir, kelenteng ini menyediakan tempat bermalam gratis yang mampu menampung ribuan pengunjung. Urusan makan juga gampang, kelenteng ini menyajikan makanan gratis setiap harinya.
Soal kemahsyuran kelenteng ini tidak perlu dipertanyakan, buktinya
deretan lampu lampion, arca dewa hingga lilin yang terpasang seolah
mampu membuktikannya. Beragam nama dan asal daerah pengunjung dapat
kita lacak disitu, konon Om Liem dulunya sering berkunjung kesini dan
memasang lilin merah yang baru habis setelah menyala selama setahun.
Ya, ukuran lilinnya yang menentukan. Disini anda bisa melihat lilin
dengan ukuran sepelukan orang dewasa dengan tinggi menjulang hingga dua
meter.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.FPcmwSoO.dpuf
Klenteng ini sendiri disebut sebut merupakan satu – satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Menurut denger denger kanan kiri sih, katanya keberadaannya yang berani menantang laut ini, mengartikan bahwa Klenteng ini kuat dan beberapa orang menyebut dengan berdoa disini banyak yang dikabulkan permintaanya, makanya klenteng ini selalu ramai.
Ada sebuah cerita juga tentang berdirinya Klenteng ini yang saya baca di http://www.slametwidodo.com/tag/kwan-sing-bio/
Kwan Sing Bio, sebuah kelenteng yang megah di Tuban. Kelenteng ini sangat ramai dikunjungi oleh etnis Tionghoa, konon karena kekeramatannya. Kelenteng ini diklaim sebagai satu-satunya kelenteng di Indonesia yang menghadap laut bebas. Sebenarnya di Tuban terdapat dua kelenteng. Satu kelenteng lagi berada di dekat alun-alun Tuban, Tjoe Ling Kiong. Namun dari sisi luas bangunan dan juga pengunjung, nama Kwan Sing Bio seolah menenggelamkan keberadaan saudara tuanya itu.
Kwan Sing Bio berdiri di tepian laut bukan sebuah perencanaan yang matang, namun sebuah kebetulan dan kedaruratan semata. Paling tidak ini adalah salah satu versi cerita sejarah berdirinya kelenteng megah ini. Dahulu kala, terdapat kelenteng yang berada di Kecamatan Tambakboyo, sekitar 30 kilometer arah barat Kota Tuban. Suatu saat para pengurus kelenteng akan memindahkan arca Kwan Kong menuju daerah Surabaya melalui jalur laut.
Ternyata ketika berada di perairan Tuban, kapal kandas menghantam karang. Berbagai upaya untuk menarik kapal tidak berhasil hingga akhirnya muncul petunjuk untuk membangun kelenteng darurat di pantai Tuban tersebut.
Pada masa orde baru, kelenteng merupakan sebuah rumah ibadah yang diperuntukkan bagi tiga umat agama, karenanya sering dikenal dengan nama TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma), yaitu Budha, Taoisme dan Konghucu. Semangat anti Tionghoa pada masa itu, mengharuskan semua bentuk kebudayaan Tionghoa tidak boleh dipertunjukkan kepada masyarakat umum, bahkan nama pun harus diganti dengan nama Indonesia. Ah… dasar Paman!…
Bangunan kelenteng Kwan Sing Bio terus berkembang, terutama di bagian belakang. Keindahan arsitektur Tiongkok dapat kita saksikan disini, tanpa harus membayar fiskal tentunya. Seperti halnya kelenteng besar di kota lainnya, perayaan Imlek berlangsung sangat meriah di kelenteng ini. Bukan hanya barongsai, wayang tionghoa (wayang titi), pesta kembang api hingga atraksi kungfu pun digelar dan menjadi tontonan gratis bagi masyarakat umum.
Bagi pengunjung yang hendak bermalam tidak perlu khawatir, kelenteng ini menyediakan tempat bermalam gratis yang mampu menampung ribuan pengunjung. Urusan makan juga gampang, kelenteng ini menyajikan makanan gratis setiap harinya.
- See more at: http://wisataseru.com/2010/03/klenteng-kwan-sing-bio-tuban-satu-satunya-klenteng-di-indonesia-yang-berani-menghadap-laut/#sthash.FPcmwSoO.dpuf
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)